MENGAPA NATAL JATUH PADA TANGGAL 25 DESEMBER?

Ada banyak orang yang mempertanyakan mengapa kita merayakan Natal tanggal 25 Desember? Apakah benar Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Desember? Sesungguhnya, tidak seorang pun tahu kapan persisnya Yesus dilahirkan ke dalam dunia ini. Tidak ada suatu Akta Kelahiran zaman kuno yang menyatakan dan membuktikan kapan Dia dilahirkan. Tidak ada seorang pun saksi hidup yang bisa ditanyai.
Hari natal itu hari apa, berikut ulasannya…

Arti Kata Natal

Kata Natal berasal dari ungkapan Latin yaitu Dies Natalies yang berarti hari lahir. Dalam bahasa Inggris Natal disebut Christmas, dari istilah Inggris kuno Cristes Maesse (1038) atau Cristes – Messe (1131), yang berarti Misa Kristus. Penulisan kata Christmas biasa ditulis X’mas suatu penyingkatan dengan tradisi Kristen, karena huruf X dalam bahasa Yunani merupakan singkatan dari Kristus atau dalam bahasa Yunani Chi-Rho. Di dalam Alkitab bahasa Indonesia sendiri, tidak ditemukan kata “Natal”, yang ada hanya kelahiran Yesus.

Sejarah Natal Jatuh Pada Tanggal 25 Desember

Peringatan hari kelahiran Yesus tidak pernah menjadi perintah Yesus untuk dilakukan, bahkan keseluruhan isi Perjanjian Baru tidak pernah menyebutkan adanya perayaan hari kelahiran Yesus. Hal ini karena, umat Kristiani pertama hanya berfokus pada kebangkitan Yesus sendiri, untuk itu tidak ada tanggal yang pasti kapan Yesus lahir. Perayaan Natal baru dimulai sekitar tahun 200M  di Aleksandria (Mesir). Para teolog Mesir menunjuk tanggal 20 Mei tetapi ada pula tanggal 19 atau 20 April. Para teolog ini menyatakan hal ini, setelah menunjuk ayat di Alkitab (Lukas 2 : 8) yang menyatakan,

“Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam.”

Ada kalimat ‘para gembala yang menjaga domba di padang rumput’, para teolog beranggapan tanggal tersebut diambil, karena itu sangat memungkinkan untuk rumput dapat tumbuh subur di padang rumput. Tetapi buat mereka yang mendukung kelahiran Yesus di bulan Desember, menyatakan meski musim dingin, domba-domba tetap tinggal di kandangnya di padang rumput dan tetap dijaga oleh gembala, dan meski tidak ada rumput, padang rumput tetaplah disebut padang rumput.

            Ada juga yang berpendapat jika, perayaan Natal bersumber dari tradisi Romawi sebelum memeluk agama Kristen. Pada saat itu, tanggal 25 Desember ditetapkan sebagai peringatan dewa pertanian Saturnus. Peringatan tersebut disebut, Saturnalia dan merupakan tradisi sosial utama bagi bangsa Romawi. Agar orang-orang Romawi dapat menganut agama Kristen tanpa meninggalkan tradisi mereka sendiri, maka sesuai dengan perintah dari Kaisar Kristen pertama Romawi, Konstantin I, Paus Julius I, memutuskan pada tahun 350, bahwa kelahiran Yesus diperingati pada tanggal yang sama.

            Namun, pandangan ini disanggah oleh Gereja Ritus Timur, karena Gereja Ritus Timur sudah merayakan kelahiran Yesus sejak abad ke-2, sebelum Gereja Roma menyatakan perayaan Natal jatuh pada tanggal 25 Desember. Gereja Ritus Timur, menyatakan jika mereka menetapkan tanggal 25 Desember sebagai tanggal lahir Yesus, dengan menunjukkan sejumlah naskah kuno yang mencatat bahwa Yesus ditempatkan di rahim Maria pada tanggal 25 Desember, yang terdapat dalam kita Hagai, yang mengindikasikan tanggal itu merupakan datangnya Yesus ke dalam rahim Maria, yaitu Hagai 2 : 19-20 yang mengatakan,

19Perhatikanlah mulai dari hari ini dan selanjutnya mulai dari hari yang kedua puluh empat bulan kesembilan. Mulai dari hari diletakkannya dasar bait Tuhan perhatikanlah 20apakah benih masih tinggal tersimpan dalam lumbung, dan apakah pohon anggur dan pohon ara, pohon delima dan pohon zaitun belum berbuah? Mulai dari hari ini Aku akan memberi berkat!”

Hari ke-24 bulan kesembilan dalam kalender Yahudi jatuh sekitar tanggal 25 Desember dalam kalender Gregorian.

            Sedangkan untuk perhitungan tahun kelahiran Yesus, menurut Paus Benediktus XVI dalam bukunya Jesus of Nazareth : The Infancy Narratives, adalah sekitar tahun 7–6 BC. Paus mengutip pandangan seorang astronom Wina, Ferrari d’Occhieppo, yang memperkirakan terjadinya konjungsi planet Yupiter dan Saturnus yang terjadi di tahun 7–6 BC yang menghasilkan cahaya bintang yang terang di Betlehem yang dipercaya sesungguhnya sebagai kelahiran Tuhan Yesus.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *